Artikel Muslim
Today Popular
Terkait Perizinan Tabligh Akbar Majelis Rasulullah
Sebelum membaca tulisan yang dibagikan grup FB Idolaku Nabi Muhammad SAW, rasa jengkel sangat terhadap Gubernur Jakarta, apalagi membaca bahwa tugu Monas yang emas dipuncaknya merupakan pemberian saudagar Muslim asal Aceh. Kami sebagai Putra-Putri Aceh sangat kecewa dengan keputusan Gubernur DKI tersebut.
Alhamdulillah, nasehat Ulama yang mengenal Allah dan Rasul-Nya memang menyejukkan memberi arahan yang tepat dalam situasi bagaimanapun. Berikut himbauan daripada pimpinan Majelis Rasulullah SAW Habib Nabil Al-Musawwa ( kakak kandung Alm. Habib Munzir ), himbauan ini tentu sudah mendapat restu dari Guru Beliau Habib Umar bin Hafidz yang dijadwalkan hadir dalam acara tersebut.
"Salaam..
Alhamdulillah, nasehat Ulama yang mengenal Allah dan Rasul-Nya memang menyejukkan memberi arahan yang tepat dalam situasi bagaimanapun. Berikut himbauan daripada pimpinan Majelis Rasulullah SAW Habib Nabil Al-Musawwa ( kakak kandung Alm. Habib Munzir ), himbauan ini tentu sudah mendapat restu dari Guru Beliau Habib Umar bin Hafidz yang dijadwalkan hadir dalam acara tersebut.
"Salaam..
Anak2 ku jama’ah Majelis RasuluLLAAH SAW, dan para pencinta
Sayyidina Muhammad SAW..
Mengawali pagi ini dg doa : اللهم بك
أصبØنا وبك أمسينا lalu kita
membaca Al Qur’an kalam ALLAAH yg suci dan mulia, lalu melatih lisan kita dg
Rathib dan zikir..
Sehingga hati dan lisan kita selalu bersih dan pembicaraan serta
niat kita pun selalu suci dan tidak pernah terlintas untuk mencaci maki dan
berburuk sangka pada orang lain..
Guru Mulia kita Habibana Umar bin Hafizh mengajari kita
kelembutan dan kesantunan budi bahasa dan cinta terhadap orang lain, dan
membalas kejahatan dengan kebaikan dan doa, bukan dg sesama kejahatan..
Saat Imam Ja’far Ash Shadiq berjalan bersama anaknya lalu dicaci
maki orang lain di depan orang banyak, beliau diam seribu bahasa, padahal orang
tsb mencaci dg kata2 yg kasar dan kotor, lalu anaknya bertanya pada Imam Ja’far
: “Mengapa ayah diam saja..?” Jawab Imam Ja’far : “Ayah dan nenek moyangku
tidak pernah mengajari ku mencaci maki, jadi aku tidak tahu bagaimana cara
membalasnya wahai anakku..?”
SubhanaLLAAH.. Demikianlah para Imam2 Ahlus Sunnah dan ulama
Habaib, ada diantara mereka yg saat dicaci maki menjawab : “Semoga memang yg
kau katakan dan engkau tuduhkan itulah yang benar, sehingga engkau selamat.”
Demikian lah pula Guru Mulia kita Habibana Umar bin Hafizh tidak
pernah membalas cacian dan makian, selain jika sudah berlebihan beliau menjawab
: “HadakaLLAAH (semoga ALLAAH SWT memberimu hidayah).”
Jadi kita tidak perlu terprovokasi dg orang2 yg bermulut kotor
atau yg memanas2-i kita, tetaplah jawab dg santun dan hindari berdebat, sebab
jihad terbesar kita bukan melawan orang lain tetapi melawan hawa nafsu kita,
terutama mulut dan hati kita dari menyakiti orang lain. Itulah yg paling sulit
dan paling berat, mengangkat senjata itu anak kecil jika diajari bisa, tapi
menahan nafsu seorang ulama atau ahli ibadah pun belum tentu mampu.
Terkait arogansi Ahok maka kita anggap wajar saja, dia non
muslim dan dia obyek dakwah, yang lebih parah dari diapun banyak, yg penting
jangan kita malah jadi sama dg dia, itu yg salah besar. Kita pasti akan
bersikap terhadap Ahok, tapi sikap yg elegan dan penuh pertimbangan, bukan
mencaci maki dia, kana idzan mitsluhum (nanti kita jadi sama dg dia).
Lalu terhadap kritik saudara2 kita yg lain yg diajari oleh guru
mereka biasa bermulut kotor dan mencaci maki, mari kita katakan : “Aamiin,
semoga Anda yg benar dan kami yg salah, sehingga dg kata2 Anda dan tuduhan anda
itu tidak akan mencelakakan Anda di Hari Kiamat nanti.” Kalau mereka terus
memaksa kita dan menyindir kita katakan : “Demi ALLAAH kami jama’ah Majelis
RasuluLLAAH tidak pernah mendengar Guru kami mencaci dan memaki orang
sekalipun, dan kami akan Istiqomah dg manhaj ini sampai kami wafat!”
Tegas itu perlu, mengambil sikap juga wajib, tapi kita tidak akan
pernah mencaci dan memaki orang selama2 nya, jangan beralasan kita harus jihad
karena jihad qital (peperangan) syaratnya harus dipimpin oleh penguasa resmi yg
Islami. Sekarang marhalah (tahapan) dakwah kita, adalah saat Nabi SAW di
Makkah, 13 tahun beliau berdakwah disiksa dan dicaci tidak pernah dibalas oleh
beliau, bahkan ada 360 patung di Ka’bah BaituLLAAH tidak pernah satupun diusik
oleh beliau padahal berhala seperti itu adalah kesyirikan terbesar, mengapa..?
Karena periode itu adalah periode mendidik diri dan hawa nafsu lebih dulu.
Bagaimana mau berjihad kalau hawa nafsu saja belum bisa
diperbaiki, bagaimana mau nahi munkar kalau mulut saja sering mengucapkan kata2
kotor dan menyakiti saudaranya sesama muslim? Bagaimana mau menegakkan syariat
kalau hatimu masih dipenuhi su’uzhon dan menuduh tanpa tabayyun kepada
saudaramu sendiri yg beriman? Bagaimana mau tegaknya Daulah atau Khilafah kalau
engkau tak mampu menjadi Amir atau Khalifah bagi hawa nafsumu sendiri menjadi
hamba yg benar2 menghamba pada ALLAAH SWT?
Jadi jangan sedih dan jangan ragu wahai anak2 ku, manhaj kalian
adalah manhaj yg memiliki sanad dari Guru kalian, dari guru2 kalian dan dari
Gurunya lagi, demikian seterusnya sampai Nabi Muhammad SAW. Kita akan segera
memusyawarahkan langkah terbaik untuk acara Guru Mulia kita, dan kita akan
melakukannya dg istikhoroh dan hati yg dipenuhi zikir. Kalau ada yg mencaci
atau masih mengkritik kalian juga katakan : “Kami mendoakan dg benar2 khusyu’
dan ikhlas agar Anda yg benar dan kami yg salah.” Kalau mereka masih mendesak
lagi maka katakan : “Jika Anda yg benar semoga ALLAAH memberi pahala kepada
Anda, dan jika kami yg benar semoga ALLAAH tetap mengampuni Anda.”
Insya ALLAAH dengan makin kerasnya ujian dan tantangan serta
cemoohan orang2 kepada Majelis RasuluLLAAH, ini adalah bisyarah akan kemenangan
yg dekat dan tegaknya bendera2 Majelis ini di seluruh Indonesia bahkan di
dunia. Ingatlah saat Sayyidina Muhammad SAW pemimpin kita dikepung musuh saat
perang Ahzab/Khandaq, dlm keadaan terdesak demikian, tiba2 terdengar kabar
Yahudi Madinah berkhianat, dalam keadaan demikian tiba2 orang2 munafik
melarikan diri (desersi) dari pasukan kaum muslimin, dalam keadaan semua
sahabat tercekat luar biasa, Sayyidina Muhammad SAW malah tersenyum dan berkata
: ABSYIR BINI’MATIN MINALLAAHI WA FATHIN QARIIB (Bergembiralah kalian dg nikmat
dari sisi ALLAAH SWT dan kemenangan yg sudah dekat) "
Akhukum wa muhibbukum bil khalishil Hubb,
Habib
Nabil bin Fuad Al Musawa
Via
Artikel Muslim
Post a Comment