Artikel Muslim
Rahasia Jima' Orang-Orang Shalih Terbongkar !!! Baca Hingga Tuntas
Bagi orang Islam yang sudah menikah, jima' merupakan ibadah unggulan yang berpahala besar bahkan setara dengan sedekah. Ibadah jima' selain membuat hati tenang dan pikiran cemerlang, tapi akan menghasilkan nikmat dan kebugaran pada jasmani.
Hal tersebut dapat di raih apabila jima’ dilakukan dengan benar sesuai perintah Allah Ta’ala dan apa yang telah ditauladankan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dalam banyak haditsnya. Selain daripada itu, untuk mendapatkan jima’ yang berkualitas, tentunya kita juga harus merujuk kepada orang-orang shalih, yang mereka sudah melaksanakan sunnah yang satu ini sesuai petunjuk Allah dan Nabi SAW. Berikut ada dua Ulama Shalih memberikan nasihat mengenai hal ini.
Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi memberi nasihatnya kepada para suami yang mau mendatangi istrinya, “Sangat diutamakan untuk mengawali permainan ini beberapa saat dengan istri sebelum masuk ke ‘intinya’, dengan tujuan untuk menggairahkan syahwatnya. Supaya dia juga merasakan jima’ seperti yang dirasakan oleh suami.”
Jangan terburu-buru, awali dengan yang ringan-ringan, santai, seperti dengan saling bertutur atau aktifitas menautkan hati lainnya. Apabila hati sudah terhubung, baru lanjutkan dengan interaksi yang lebih luas, perlahan-lahan hingga sampai ke ‘menu utama’.
Sangat tidak dianjurkan seks tergesa-gesa, sebab dampaknya menyakitkan bagi istri. Bukan hanya bisa membuat cidera fisik, tapi juga melukai perasaan yang dampaknya pada kebuntuan dalam berpikir serta bertindak.
Mari kita baca Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyampaikan nasihat tentang masalah ini, “Jangan segera melakukan ‘penekanan’ sebelum istri ‘terhubung’. Agar Anda (suami) tidak selesai lebih dahulu. Anda bisa mengecupnya, memberikan respons-respons fisik (yang ringan) dan sejenisnya. Jika istri sudah terlihat ‘naik’, sama dengan Anda, silakan mainkan ke ‘menu inti.”
Inilah betapa mulia dan sempurnanya Islam. Islam bukan agama yang parsial. Islam sangat akomodatif dengan hajat kebutuhan hidup manusia, baik pemeluk maupun di luar Islam.
Bisa jadi, hal ini dianggap tak layak dijadikan bahan diskusi oleh kepercayaan lain. Tapi di dalam Islam ada kemudahan dan referensi yang amat lengkap terkait ibadah jima' ini. Maka beruntunglah kita menjadi Muslim, sebab kita diberi panduan yang super lengkap dalam seluruh aspek kehidupan.
Harap perhatikanlah dua nasihat orang shalih tersebut diatas terkait ibadah jima’ ini. Semoga bagi yang sudah menikah mendapatkan kembali apa yang dicarinya selama ini.
Hal tersebut dapat di raih apabila jima’ dilakukan dengan benar sesuai perintah Allah Ta’ala dan apa yang telah ditauladankan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam dalam banyak haditsnya. Selain daripada itu, untuk mendapatkan jima’ yang berkualitas, tentunya kita juga harus merujuk kepada orang-orang shalih, yang mereka sudah melaksanakan sunnah yang satu ini sesuai petunjuk Allah dan Nabi SAW. Berikut ada dua Ulama Shalih memberikan nasihat mengenai hal ini.
Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi memberi nasihatnya kepada para suami yang mau mendatangi istrinya, “Sangat diutamakan untuk mengawali permainan ini beberapa saat dengan istri sebelum masuk ke ‘intinya’, dengan tujuan untuk menggairahkan syahwatnya. Supaya dia juga merasakan jima’ seperti yang dirasakan oleh suami.”
Jangan terburu-buru, awali dengan yang ringan-ringan, santai, seperti dengan saling bertutur atau aktifitas menautkan hati lainnya. Apabila hati sudah terhubung, baru lanjutkan dengan interaksi yang lebih luas, perlahan-lahan hingga sampai ke ‘menu utama’.
Sangat tidak dianjurkan seks tergesa-gesa, sebab dampaknya menyakitkan bagi istri. Bukan hanya bisa membuat cidera fisik, tapi juga melukai perasaan yang dampaknya pada kebuntuan dalam berpikir serta bertindak.
Mari kita baca Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyampaikan nasihat tentang masalah ini, “Jangan segera melakukan ‘penekanan’ sebelum istri ‘terhubung’. Agar Anda (suami) tidak selesai lebih dahulu. Anda bisa mengecupnya, memberikan respons-respons fisik (yang ringan) dan sejenisnya. Jika istri sudah terlihat ‘naik’, sama dengan Anda, silakan mainkan ke ‘menu inti.”
Inilah betapa mulia dan sempurnanya Islam. Islam bukan agama yang parsial. Islam sangat akomodatif dengan hajat kebutuhan hidup manusia, baik pemeluk maupun di luar Islam.
Bisa jadi, hal ini dianggap tak layak dijadikan bahan diskusi oleh kepercayaan lain. Tapi di dalam Islam ada kemudahan dan referensi yang amat lengkap terkait ibadah jima' ini. Maka beruntunglah kita menjadi Muslim, sebab kita diberi panduan yang super lengkap dalam seluruh aspek kehidupan.
Harap perhatikanlah dua nasihat orang shalih tersebut diatas terkait ibadah jima’ ini. Semoga bagi yang sudah menikah mendapatkan kembali apa yang dicarinya selama ini.
Via
Artikel Muslim
Post a Comment