Kesehatan
Sehat Dari Alam
Antioksidan Pada Kelor
Kelor Mengandung 46
Antioksidan
Kelor
mangandung 46 senyawa antioksidan kuat atau senyawa- senyawa dengan
karakteristik antioksidan. Senyawa antioksidan ini dapat menetralisir radikal
bebas yang merusak sel-sel dalam tubuh.
a. Bahaya radikal bebas
Darah
kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen membantu sel
mengubah nutrisi menjadi energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam
sel memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga stabil.
Ketika
melakukan kontak dengan oksigen, molekul itu teroksidasi sehingga kehilangan
elektron. Molekul tidak stabil tersebut lalu berubah menjadi apa yang disebut
radikal bebas. Jadi, radikal bebas adalah produk alamiah hasil metabolisme sel.
Radikal bebas sama alamiahnya dengan kita menghirup udara.
Biasanya,
tubuh memiliki sistem pertahanan alami untuk menetralisir radikal bebas agar
tidak berkembang menjadi berbahaya. Namun, pengaruh lingkungan dan kebiasaan
buruk seperti radiasi ultraviolet, polusi, kebiasaan mengkonsumsi “junk food”
dan merokok, dapat membuat sistem pertahanan tubuh kewalahan menghadapi radikal
bebas yang berjumlah besar.
Pada
saat tubuh kita dipenuhi radikal bebas yang berlebihan, maka molekul yang tidak
stabil yang berada didalam tubuh kita itu berubah bentuk menjadi molekul
pemangsa. Mereka mulai bergerak liar dan menyerang bagian tubuh yang sehat
maupun yang tidak sehat sehingga terjadi penyakit.
Berbagai
penyakit telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan aktivitas radikal bebas
ini. Penyakit-penyakit tersebut mencakup lebih dari 50 kelainan seperti Stroke,
Asma, Pankreatitis, berbagai penyakit radang usus, penyumbatan kronis pembuluh
darah di jantung, penyakit parkinson, Sel Sickle Leukemia, Artritis rematoid,
pendarahan otak dan tekanan darah tinggi, bahkan AIDS.
Sebagai
molekul tidak stabil, radikal bebas selalu berusaha “menyerobot” elektron
molekul lain di dalam tubuh untuk membuatnya stabil kembali. Hal ini dapat
menghancurkan bangunan dan struktur sel-sel tubuh serta mengubah ukuran dan
bentuk mereka. Bayangkanlah proses perusakan sel ini seperti perkaratan besi
oleh oksigen yang menghancurkan bentuknya.
Kerusakan
sel-sel tersebut pada akhirnya menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan.
Berbagai penelitian menunjukan bahwa radikal bebas yang berlebihan dapat memicu
dan memperparah penyakit jantung, penyakit infeksi, tumor dan kanker,
penyakit mata (seperti katarak dan glukoma), penyakit kulit (seperti
alergi dan dermatitis), dan lainnya serta mempercepat proses penuaan.
b. Antioksidan menetralisir radikal
bebas
Antioksidan
dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat menghambat atau memperlambat
proses oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan pengikatan
oksigen, pelepasan hydrogen, atau pelepasan elektron.
Proses
oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi di alam dan dapat terjadi
dimana-mana tak terkecuali di dalam tubuh kita.
Antioksidan
ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang
mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga
sesuai didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi
sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif jika
berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme
tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
Antioksidan
merupakan nutrisi alami yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran tertentu,
dan telah terbukti dapat melindungi sel-sel manusia dari kerusakan oksidatif
dan memberikan keuntungan lainnya, antara lain :
•
Menguatkan kekebalan tubuh agar tahan terhadap flu, virus, dan infeksi.
•
Mengurangi kejadian semua jenis kanker.
•
Mencegah terjadinya glukoma dan degenerasi makular.
•
Mengurangi risiko terhadap oksidasi kolestrol dan penyakit jantung.
•
Anti-penuaan dari sel dan keseluruhan tubuh.
Mengkonsumsi
lebih banyak antioksidan membantu tubuh untuk menetralisir radikal bebas
berbahaya. Antioksidan berperan menetralisir radikal bebas dengan
“menyumbangkan” elektron sehingga membuatnya stabil. Diperkirakan ada lebih
dari 4.000 senyawa dalam makanan yang berfungsi sebagai antioksidan. Yang
paling banyak dipelajari adalah beta karoten (pro vitamin A), vitamin C,
vitamin E, asam fenolik, selenium, klorofil, karotenoid, flavonoid, glutasion,
koenzim Q10, melatonin dan likopen. Perlu dicatat bahwa vitamin A sendiri bukan
antioksidan.
c. Kekurangan Antioksidan
Diet
rendah lemak dapat mengganggu penyerapan beta karoten, vitamin E, dan nutrisi
lainnya yang larut dalam lemak. Buah-buahan dan sayuran adalah sumber penting
dari vitamin C dan karotenoid. Biji-bijian dan minyak nabati berkualitas tinggi
adalah sumber utama vitamin E.
Banyak
zat nutrisi yang berasal dari tanaman disebut sebagai “fitonutrien”, atau
“phytochemical”. Ini juga memiliki sifat antioksidan. Senyawa Phenolic seperti
flavonoid merupakan bahan kimia tersebut yang ditemukan pada beberapa
buah-buahan, sayuran, ekstrak teh hijau, daun Kelor, dan banyak lagi lainnya.
Terlepas
dari diet, tubuh juga memiliki beberapa mekanisme antioksidan yang dapat
melindungi diri dari kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Enzim
antioksidan-glutathione peroksidase, katalase dan superoksida dismutase (SOD)
adalah enzim yang memiliki aktivitas kerja menangkal radikal bebas. Namun,
untuk dapat bekerja sempurna mereka membutuhkan mikronutrien kofaktor seperti
selenium, besi, tembaga, seng, dan mangan. Dan Kelor mengandung semua
mikronutrien kofaktor yang dibutuhkan tersebut.
Kelor
membentengi tubuh kita dengan 46 senyawa antioksidan yang menangkal dan
menetralisir radikal bebas, sebelum merusak sel-sel organ tubuh penting seperti
jantung, hati, ginjal, paru-paru dan bahkan kulit yang membungkus tubuh,
sehingga tubuh kita selalu terjaga untuk tetap bugar sepanjang waktu.
d. Kandungan Antioksidan dalam Kelor
Vitamin
A, Vitamin C, Vitamin E, Vitamin K, Vitamin B (Kolin), Vitamin B1 (Thiamin),
Vitamin B2 (Riboflavin), Vitamin B3 (Niacin), Vitamin B6, Alanin,
Alpha-carotene, Arginine, Beta-carotene , Beta-sitosterol, Caffeoylquinic Asam,
Campesterol, Karotenoid, Klorofil, Chromium, Delta-5-Avenasterol,
Delta-7-Avenasterol, Glutathione, Histidine, Asam Indole Acetic, Indoleacetonitrile,
Kaempferal, Leusin, Lutein, Metionin, miristat-Asam, palmitat-Asam, Prolamine,
Proline, Quercetin, Rutin, Selenium, Treonin, Triptofan, Xanthins, Xanthophyll,
Zeatin, zeaxanthin, Zinc.
Via
Kesehatan
Post a Comment