Artikel Muslim
Today Popular
Mengapa Semut Tidak Dimangsa Si Kantong Semar ?
Biasanya hewan lain setiap kali menghinggapi Nepenthes Bicalcarta, jadilah ia mangsa yang tak dapat terelakkan. Namun, lain halnya semut, mengapa semut tidak dimangsa oleh tumbuhan yang juga disebut Kantong Semar ?
Didalam kantong tumbuhan berupa kantong semar, hiduplah koloni semut. Tumbuhan ini bentuknya seperti teko dan memangsa serangga yang menghinggapinya. meski demikian, semut bebas bergerak dan mengambil sisa-sisa serangga dan bahan makanan lainnya dari tumbuhan ini. Kerjasama ini menguntungkan kedua belah pihak, yaitu semut dan tumbuhan.
Inilah sekelumit contoh hubungan kehidupan antara tumbuhan dengan semut, bentuk anatomi dan fisiologi semut dan tumbuhan telah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan hubungan timbal balik antara keduanya, meskipun para pembela teori evolusi menyatakan bahwan hubungan antar jenis makhluk hidup ini berkembang secara berangsur-angsur selama jutaan tahun, akan tetapi tentu saja pernyataan yang mengatakan bahwa dua makhluk yang tidak memiliki kecerdasan ini dapat sepakat merencanakan suatu sistem yang menguntungkan kedua belah pihak pasti tidaklah masuk akal.
Apa yang menyebabkan semut bisa hidup pada tumbuhan?
Semut tertarik tinggal pada tumbuhan karena adanya cairan bernama " nektar tersisa " yang dikeluarkan tumbuhan, cairan nektar ini akan menjadi daya tarik bagi semut untuk mendatangi tumbuhan, banyak spesies tumbuhan yang telah terbukti mengeluarkan cairan nektar ini pada waktu-waktu tertentu misalnya, pohon ceri hitam misalnya menghasilkan cairan ini hanya tiga minggu dalam setahun, tentu pengeluaran cairan pada waktu ini bukan kebetulan belaka karena waktu tiga minggu ini bertepatan dengan satu-satunya waktu bagi sejenis ulat yang akan menyerang pohon ceri hitam, semut yang tertarik pada nektar dapat membunuh ulat ini serta melindungi tumbuhan tersebut.
Hanya dengan menggunakan akal sehat kita dapat melihat bahwa hal ini adalah bukti hasil penciptaan, akal sehat tidak mungkin bisa menerima bahwa tumbuhan dapat memperhitungkan kapan bahaya akan menyerangnya lalu memutuskan bahwa cara terbaik untuk melindungi dirinya adalah dengan menggunakan nektar sehingga akan menarik perhatian semut serta mengubah struktur kimianya.
Pohon ceri tidak punya otak, oleh karena itu, ia tidak dapat berfikir, memperhitungkan, maupun mengubah campuran kimianya.
Jelas sekali bahwa pohon ini telah melakukan sesuatu yang didasarkan pada kecerdasan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, satu-satunya kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa sifat tumbuhan ini telah terbentuk karena adanya sebuah kehendak yang telah menciptakannya.
Jika penelitian dilakukan lebih dalam lagi, tentunya dapat kita ketahui bahwa Dia berkuasa atas semesta alam dan telah mengatur alam secara terpisah namun serasi dan selaras sehingga membentuk sebuah rangkaian teramat sempurna yang kita kenal sebagai "keseimbangan ekologi".
Kemanapun kita melangkah, kita akan menyaksikan berjuta sistem yang berfungsi sempurna. Semua sistem ini menunjukkan adanya keberadaan Sang Pengatur. Nah, meskipun demikian tidak satupun unsur pembentuk alam ini yang mampu berfungsi sebagai Sang Pengatur itu.
Maka oleh sebab itu Sang Pengatur haruslah Dia Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa atas alam semesta. Al Quran menggambarkan Sang Penguasa sebagai berikut :
" Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepadanya apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana "
Al Quran Surah [59] Al-Hasyr ayat 24.
Didalam kantong tumbuhan berupa kantong semar, hiduplah koloni semut. Tumbuhan ini bentuknya seperti teko dan memangsa serangga yang menghinggapinya. meski demikian, semut bebas bergerak dan mengambil sisa-sisa serangga dan bahan makanan lainnya dari tumbuhan ini. Kerjasama ini menguntungkan kedua belah pihak, yaitu semut dan tumbuhan.
Meski semut mungkin saja dimakan oleh Kantong Semar, namun semut dapat membangun sarang pada tumbuhan ini. Sang tumbuhan akan menyisakan jaringan tertentu serta sisa-sisa serangga untuk semut dan sebagai balasannya semut akan melindungi tumbuhan dari serangan musuhnya.
Inilah sekelumit contoh hubungan kehidupan antara tumbuhan dengan semut, bentuk anatomi dan fisiologi semut dan tumbuhan telah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan hubungan timbal balik antara keduanya, meskipun para pembela teori evolusi menyatakan bahwan hubungan antar jenis makhluk hidup ini berkembang secara berangsur-angsur selama jutaan tahun, akan tetapi tentu saja pernyataan yang mengatakan bahwa dua makhluk yang tidak memiliki kecerdasan ini dapat sepakat merencanakan suatu sistem yang menguntungkan kedua belah pihak pasti tidaklah masuk akal.
Apa yang menyebabkan semut bisa hidup pada tumbuhan?
Semut tertarik tinggal pada tumbuhan karena adanya cairan bernama " nektar tersisa " yang dikeluarkan tumbuhan, cairan nektar ini akan menjadi daya tarik bagi semut untuk mendatangi tumbuhan, banyak spesies tumbuhan yang telah terbukti mengeluarkan cairan nektar ini pada waktu-waktu tertentu misalnya, pohon ceri hitam misalnya menghasilkan cairan ini hanya tiga minggu dalam setahun, tentu pengeluaran cairan pada waktu ini bukan kebetulan belaka karena waktu tiga minggu ini bertepatan dengan satu-satunya waktu bagi sejenis ulat yang akan menyerang pohon ceri hitam, semut yang tertarik pada nektar dapat membunuh ulat ini serta melindungi tumbuhan tersebut.
Hanya dengan menggunakan akal sehat kita dapat melihat bahwa hal ini adalah bukti hasil penciptaan, akal sehat tidak mungkin bisa menerima bahwa tumbuhan dapat memperhitungkan kapan bahaya akan menyerangnya lalu memutuskan bahwa cara terbaik untuk melindungi dirinya adalah dengan menggunakan nektar sehingga akan menarik perhatian semut serta mengubah struktur kimianya.
Pohon ceri tidak punya otak, oleh karena itu, ia tidak dapat berfikir, memperhitungkan, maupun mengubah campuran kimianya.
Jelas sekali bahwa pohon ini telah melakukan sesuatu yang didasarkan pada kecerdasan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, satu-satunya kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa sifat tumbuhan ini telah terbentuk karena adanya sebuah kehendak yang telah menciptakannya.
Jika penelitian dilakukan lebih dalam lagi, tentunya dapat kita ketahui bahwa Dia berkuasa atas semesta alam dan telah mengatur alam secara terpisah namun serasi dan selaras sehingga membentuk sebuah rangkaian teramat sempurna yang kita kenal sebagai "keseimbangan ekologi".
Kemanapun kita melangkah, kita akan menyaksikan berjuta sistem yang berfungsi sempurna. Semua sistem ini menunjukkan adanya keberadaan Sang Pengatur. Nah, meskipun demikian tidak satupun unsur pembentuk alam ini yang mampu berfungsi sebagai Sang Pengatur itu.
Maka oleh sebab itu Sang Pengatur haruslah Dia Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa atas alam semesta. Al Quran menggambarkan Sang Penguasa sebagai berikut :
" Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepadanya apa yang ada dilangit dan dibumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana "
Al Quran Surah [59] Al-Hasyr ayat 24.
Via
Artikel Muslim
Post a Comment