Artikel Muslim
Today Popular
Sisi Kemanusiaan Nabi SAW
Nabi adalah manusia seperti kita, bukan dari golongan malaikat ataupun jin.
Al-Quran sengaja menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia, basyar, untuk membantah alasan penolakan kaum musyrikin terhadap Nabi SAW bahwa beliau bukan dari golongan malaikat - Q.S Al Furqan (25) ayat 7, juga untuk mengingatkan kaum muslimin supaya tidak mengulangi kesalahan seperti yang dilakukan kaum nasrani terhadap Nabi Isa, yang menganggapnya sebagai Tuhan.
Dalam Al-Quran disebutkan, "Katakanlah, sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kamu. Hanya saja kepadaku disampaikan wahyu." Q.S. Al-Kahfi (18) ayat 110.
Nabi Muhammad SAW dan seluruh Nabi serta Rasul, adalah manusia sama seperti kita, sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tubuh dan fisik lahiriah rentan terhadap musibah, perubahan, penyakit,dan akhirnya meninggal dunia.
Ayo Teman baca juga artikel berikut :
Oleh karena itu Nabi Muhammad biasa sakit, menderita, dan terganggu oleh suhu yang sangat panas dan dingin. Nabi terserang lapar dan haus, marah, dan rasa gundah. Beliau merasakan letih, lemah, dan lanjtu usia. Kulit beliau bisa lecet karena tergaruk. Orang-orang kafir menyerang Nabi SAW hingga terluka dikeningnya dan patah giginya. Beliau juga merawat kesehatannya sendiri, diantaranya dengan cara berbekam.
Demikian pula dengan Nabi-nabi lainnya. Sebagian dari mereka mengalami cobaan yang berat. Ada yang dibunuh, digergaji hingga terbelah.
Para Nabi dan Rasul memang mendapatkan cobaan, tapi sekaligus juga mendapatkan perlindungan dari Allah. Yang demikian itu merupakan bagian dari kesempurnaan nikmat Allah sekaligus memperlihatkan kemuliaan derajat mereka.
Sifat kemanusiaan para Nabi dan Rasul dipertegas dengan cobaan atas mereka. Rasulullah SAW dalam perang Uhud mendapat serangan dari Ibnu Qami'ah hingga berdarah, begitu juga saat di Thaif, beliau terkena lemparan batu. Namun Allah mengamankan Nabi dari penglihatan musuh-musuh Quraisy saat beliau bersembunyio di gua Tsur dan dari ancaman pedang Gawrats. Beliau juga dilindungi oleh Allah dari lemparan batu Abu Jahal dan dari terkaman Suraqah yang berkuda persis dibelakang Nabi SAW.
Dalam hadits Ibnu Abbas. " Aku seorang manusia biasa, apa yang aku sampaikan dari Allah adalah kebenaran, dan apa yang aku sampaikan dari pandanganku sendiri, sesungguhnya aku adalah seorang manusia biasa, aku bisa salah dan bisa benar."
Demikianlah ungkapan Nabi SAW tentang keberadaan dirinya sendiri mengenai urusan keduniaan. Walau demikian, yang perlu dibedakan, sifat kemanusiaan itu ada pada jasmani Nabi, tetapi tidak dengan kondisi bathiniahnya. Secara bathiniah, kalangan Nabi terbebaskan dari sifat-sifat kemanusiaan, dan mereka termasuk golongan malaikat, sehingga mererka dapat langsung berhubungan dengan malaikat. Al-Quran mendudukkan Nabi Muhammad SAW dengan posisi yang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu.
Al-Quran sengaja menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia, basyar, untuk membantah alasan penolakan kaum musyrikin terhadap Nabi SAW bahwa beliau bukan dari golongan malaikat - Q.S Al Furqan (25) ayat 7, juga untuk mengingatkan kaum muslimin supaya tidak mengulangi kesalahan seperti yang dilakukan kaum nasrani terhadap Nabi Isa, yang menganggapnya sebagai Tuhan.
Dalam Al-Quran disebutkan, "Katakanlah, sesungguhnya aku hanyalah manusia seperti kamu. Hanya saja kepadaku disampaikan wahyu." Q.S. Al-Kahfi (18) ayat 110.
Nabi Muhammad SAW dan seluruh Nabi serta Rasul, adalah manusia sama seperti kita, sebagaimana lazimnya makhluk hidup, tubuh dan fisik lahiriah rentan terhadap musibah, perubahan, penyakit,dan akhirnya meninggal dunia.
Ayo Teman baca juga artikel berikut :
Oleh karena itu Nabi Muhammad biasa sakit, menderita, dan terganggu oleh suhu yang sangat panas dan dingin. Nabi terserang lapar dan haus, marah, dan rasa gundah. Beliau merasakan letih, lemah, dan lanjtu usia. Kulit beliau bisa lecet karena tergaruk. Orang-orang kafir menyerang Nabi SAW hingga terluka dikeningnya dan patah giginya. Beliau juga merawat kesehatannya sendiri, diantaranya dengan cara berbekam.
Demikian pula dengan Nabi-nabi lainnya. Sebagian dari mereka mengalami cobaan yang berat. Ada yang dibunuh, digergaji hingga terbelah.
Para Nabi dan Rasul memang mendapatkan cobaan, tapi sekaligus juga mendapatkan perlindungan dari Allah. Yang demikian itu merupakan bagian dari kesempurnaan nikmat Allah sekaligus memperlihatkan kemuliaan derajat mereka.
Sifat kemanusiaan para Nabi dan Rasul dipertegas dengan cobaan atas mereka. Rasulullah SAW dalam perang Uhud mendapat serangan dari Ibnu Qami'ah hingga berdarah, begitu juga saat di Thaif, beliau terkena lemparan batu. Namun Allah mengamankan Nabi dari penglihatan musuh-musuh Quraisy saat beliau bersembunyio di gua Tsur dan dari ancaman pedang Gawrats. Beliau juga dilindungi oleh Allah dari lemparan batu Abu Jahal dan dari terkaman Suraqah yang berkuda persis dibelakang Nabi SAW.
Dalam hadits Ibnu Abbas. " Aku seorang manusia biasa, apa yang aku sampaikan dari Allah adalah kebenaran, dan apa yang aku sampaikan dari pandanganku sendiri, sesungguhnya aku adalah seorang manusia biasa, aku bisa salah dan bisa benar."
Demikianlah ungkapan Nabi SAW tentang keberadaan dirinya sendiri mengenai urusan keduniaan. Walau demikian, yang perlu dibedakan, sifat kemanusiaan itu ada pada jasmani Nabi, tetapi tidak dengan kondisi bathiniahnya. Secara bathiniah, kalangan Nabi terbebaskan dari sifat-sifat kemanusiaan, dan mereka termasuk golongan malaikat, sehingga mererka dapat langsung berhubungan dengan malaikat. Al-Quran mendudukkan Nabi Muhammad SAW dengan posisi yang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu.
Sumber : Majalah Al-kisah No.11
Via
Artikel Muslim
Post a Comment